Telatahidn.com, Tangerang Selatan – Musibah yang terjadi di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), yakni Erupsi Gunung Lewotobi menyebabkan 10 orang tewas, 53 orang lainnya luka, hingga lebih dari 2000 hunian warga sekitar rusak total.
“Jadi, ada 10 korban jiwa, laki-laki 4 dan perempuan 6 orang. Korban luka-luka ada 53 orang dari berbagai desa,” kata Penjabat (Pj) Gubernur NTT Andriko Noto Susanto (4/11/2024).
Andriko merincikan terdapat ribuan rumah yang rusak, tersebar di delapan desa beserta berbagai fasilitas umum seperti gedung sekolah.
“Ada TK/PAUD 18 unit, SD satu unit, SMP tiga unit, dan SMA/SMK tiga unit. Selain itu asrama tiga unit, kapela tiga unit, koperasi dua unit, bank dua unit, yakni Bank BRI dan Bank NTT, Kantor Pos, Koramil, dan Polsek.” Sambung Andriko.
Status tanggap darurat pun kian dirilis oleh Pj Bupati Flores Timur Sulastri H Rasyid. Status ini dikabarkan akan berlangsung selama 58 hari dan akan diberlakukan perpanjangan apabila bencana kian memburuk.
Kepala BPBD Flores Timur, Fredy Moat Aeng mengutarakan bahwa sejumlah korban yang meninggal sudah dievakuasi dari puing-puing bangunan.
“Jumlah korban meninggal akibat letusan Gunung Lewotobi sebanyak 10 orang. Korban meninggal ini yang sudah dievakuasi dari puing-puing bangunan,” ujar Kepala BPBD Flores Timur, Fredy Moat Aeng pada Senin (4/11/2024).
Gunung Lewatobi Meletus pada Minggu malam (3/11/2024). Salah satu desa yang terdampak sangat serius terjadi di Desa Dulipali, di tengah gelap gulita akibat padamnya listrik warga dikejutkan oleh suara hantaman benda keras yang terjatuh menembus atap rumah mereka. Suasana malam kala itu semakin mencekam Ketika material berupa bongkahan batu tersebut kian meluluhlantakkan hunian mereka.
Salah satu warga setempat panik, malam yang dingin nan gelap sedikit demi sedikit menyala oleh api yang berasal dari bongkahan batu tersebut.
“Ada yang minta tolong. Batu jatuh tembus keramik. Batu tidak kelihatan, tapi apinya menyala dari bawah. Mau lari bagaimana. Tidak tahu mau lari ke mana,” kata warga setempat, Anis Soge (59).
Malam itu semakin mendebarkan Ketika gemuruh petir menyambar dari arah Gunung Lewotobi.
“Tiba-tiba gunung meledak. Kami bangun, lihat seperti orang dobrak pintu dan jendela. Kami raba-raba, cari senter,” sambung salah seorang warga, Oa Sogen.
Pagi hari pun datang, puing-puing sisa bencana semalam terlihat jelas. Gunung Lewotobi yang awalnya hijau rindang, berubah gersang akibat dari gempuran lava panas. Lava ini juga dikabarkan menerjang hunian warga dan beberapa fasilitas di sana.