Telatahidn.com, Tangerang Selatan – Jika kamu kelahiran tahun 1997 – 2012 maka secara tidak langsung kamu masuk ke dalam kategori Generasi Z. Generasi ini kerap kali mendapat kucilan atau sentilan sosial karena dianggap kinerja serta mentalitasnya yang buruk nan lemah. Generasi Z juga digadang-gadang menjadi generasi paling stres atau penuh tekanan, apakah stigma ini valid?
Daripada kita membuat stereotip yang cenderung negatif terhadap generasi ini, mari dengan seksama mendengar pendapat dari ahlinya. Yakni salah satu Guru Besar Ilmu Kedokteran Komunitas Universitas Indonesia (UI), Prof Dewi.
Mentalitas yang lemah bisa disebabkan oleh beragam faktor, namun besar kemungkinan karena menurunnya pengelolaan stres pada setiap individu. Siapa juga yang mau stres, bukan? Namun hiruk-pikuk kehidupan di dunia ini terkadang menuntut kita untuk melakukan serta mengemban sekian banyak tanggung jawab. Yang mana hal tersebut menjadi salah satu sumber terbesar dari munculnya rasa “stres”.
Prof Dewi mengutarakan bahwa tingkat pengelolaan stres kian menurun pada setiap generasi, mulai dari generasi pre boomer hingga post gen z atau alpha mengalami penurunan yang signifikan. Hal ini diakibatkan karena paparan informasi yang serba acak dan tak terbatas menjadikan generasi baru semakin labil, dan tidak adanya batasan dengan individu lain akibat dari media sosial pun menjadikan generasi baru ini kian insecure.
Dilansir dari laman data indonesia, level stres yang dialami oleh sejumlah generasi memiliki ragam tingkat. Dan Generasi Z memnduduki puncaknya.
Stres mungkin menjadi makanan yang tidak pernah luput untuk setiap individu, bagai angin yang tak terhindarkan dan hujan yang tak terprediksi kapan datangnya. Hal yang mesti kamu sediakan ketika angin sedang kencang adalah jaket atau pakaian tebal lainnya, sama pula jika hujan tengah melanda kamu bisa gunakan payung.
Level stres yang kian meninggi adalah dampak dari menurunnya pengelolaan masalah, jadi hal utama yang mesti kamu lakukan ketika stres tiba adalah kelola masalahnya. Bagaimana caranya?
Kelola Rasa Stres
Kenali masalah prioritas dan kesampingkan yang tidak penting, energi kamu itu terbatas, tidak semua masalah mesti diselesaikan saat ini juga, dan bahkan ada pula masalah yang sebenarnya tidak perlu kamu selesaikan. Jadi cobalah untuk catat masalah kamu satu per satu, dan mulai mengindikasi mana yang prioritas, bisa dikesampingkan, dan tidak perlu dituntaskan.
Curhat atau ceritakan masalah kamu dengan orang kepercayaan. Masalah yang diutarakan akan mendekatkan kamu dengan solusi, setiap kata atau kalimat yang keluar juga akan mengeluarkan emosi negatif dalam diri kamu.
Punya hobi? Kamu bisa luangkan waktumu untuk memberikan kepuasan batin dengan melakukan hal-hal yang kamu suka.
Punya Tuhan? Curhat dengan Tuhan adalah cara pasti untuk mendapat solusi. Jika kamu tengah dilanda masalah, maka berikanlah masalah ini kepada sang pencipta semesta. Cara ini terbaik untuk menyelamatkan hatimu dari lara.
Stres itu pasti dialami, masalah juga kerap kali menghampiri. Ini tidak bisa kita hindari, namun sebagaimana sakit ada sembuh, jatuh ada bangkit, terluka ada pulih, maka kamu tidak semestinya ragu bahwa setiap masalah pasti ada solusi.