Nilai Tukar Rupiah Menguat Jadi Rp15.545, Masih Rawan Fluktuatif


telatahidn.com, Tangerang Selatan – Terpantau melemah pada perdagangan Kamis (12/1/2024), mata uang Garuda Indonesia tersebut ditutup senilai Rp15.545 per dolar Amerika Serikat (AS), naik hingga 0,13% dari penutupan sebelumnya yang bernilai Rp15.560 per dolar AS.

Kenaikan Suku Bunga Acuan

Dengan demikian, Bank Indonesia (BI) tengah melakukan perundingan pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang berujung pada kenaikan suku bunga acuan. Hal ini telah disepakati dan akan ditetapkan pada bulan depan.

Akan tetapi, rupiah kian berpotensi bergerak fluktuatif pada perdagangan hari ini, Jumat (13/1/2024). Hal ini dipicu oleh data inflasi AS yang dirilis pada kamis (12/1/2024) yang bahkan jauh lebih tinggi dari perkiraan.

Data Inflasi diluar Prediksi

Data inflasi AS bulan Desember 2023 tercatat sebesar 7% akumulasi pertahun, lebih tinggi dari perkiraan pasar sebesar 6,8%. Angka inflasi AS yang tinggi ini meningkatkan ekspektasi bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga acuan jauh lebih agresif.

Suku Bunga Acuan The Fed Berpotensi Negatif Terhadap Nilai Rupiah

Peningkatan suku bunga acuan The Fed dapat berdampak negatif terhadap nilai rupiah. Hal ini karena kenaikan suku bunga The Fed dapat meningkatkan imbal hasil obligasi AS, sehingga menarik aliran modal asing keluar dari negara berkembang, salah satunya ialah Tanah Air.

Deflasi China Turut Menekan Nilai Rupiah

Diluar itu, data deflasi China juga turut menekan rupiah. Data Indeks Harga Konsumen (IHK) China untuk periode Desember 2023 diperkirakan masih akan turun atau mengalami deflasi lebih dalam sebesar 0,7% (yoy), terpaut cukup jauh dibandingkan deflasi pada November 2023 yang bernilai 0,5%.

Deflasi yang terjadi di China ini juga menyebabkan prospek perdagangan ekspor-impor terhambat. Untuk impor China pada Desember 2023 yang akan rilis pada Jumat diperkirakan masih akan stabil sebesar -0,5% yoy.

Dengan begitu, neraca perdangan China pada akhir tahun 2023 diperkirakan bisa membaik atau meningkat ke US$ 76 miliar, dibandingkan bulan November 2023 yang hanya bernilai US$ 68,39 miliar.

Setelah Beberapa Hari Melemah, Rupiah Akhirnya Bergerak Naik

Jadi teknikalnya, rupiah dalam melawan dolar AS mulai bergerak sideways setelah beberapa hari terakhir melemah. Saat ini rupiah memiliki potensi besar untuk bergerak dalam rentang Rp15.520/US$ sampai dengan resistance di Rp15.580/US$

Hal tersebut didapatkan dari garis rata-rata selama 100 jam atau dengan kata lain moving average 100 (MA100) sebagai area target terdekat. Sementara itu, resistance didapatkan dari garis horizontal berdasarkan high candle 10 Januari 2024 sebagai antisipasi apabila ada pembalikan arah yang melemah.

Oleh karena itu, pelaku pasar perlu mencermati perkembangan data inflasi AS dan suku bunga The Fed pada pekan depan. Data inflasi AS bulan Januari 2024 akan dirilis pada hari Rabu (18/1/2024).

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments